Baby Hello Kitty
Instagram

Baby Hello Kitty

Kamis, 18 Januari 2018

Kesadaran Nurani





Saya pikir setelah pulang dari pandeglang bisa langsung tidur, ternyataaa masih ada buku yang mesti di bedah heheh. Semoga lelah kita menjadi Lillah yaaa guru Hebat 21. Aamiin
Bedah buku kali ini temanya tentang “Kesadaran Nurani”. Sebenarnya tema ini muncul ketika penulis menemukan beberapa fakta/peristiwa dari para tokoh dari Luar negri yang berhubungan dengan moral atau hati nurani yang dikesampingkan. Contohnya ada sebuah kasus disebuah sekolah, dimana siswa-siswa yang berprestasi tidak ingin terlalu menunjukkan performanya atau menunjukkan prestasinya dikarenakan hal tersebut akan menyebabkan siswa tersebut terasing dari siswa lainnya. Ada banyak kasus  lingkungan yang  memiskinkan sikap ideal dan nilai yang melumpuhkan pikiran dan hati makhluk hidup.
a.       Buah apati
Kurang dari setengah siswa amerika tahu bahwa bumi berputar mengelilingi bumi berputar mengelilingi matahari selama setahun. Ketidaktahuan dan apati sesuatu yang berbau ilmiah menajdi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan ketika banyak ancaman pada kesehatan dan kebertahanan hidup manusia, penipisan lapisan ozon, hujan asam yang menuntut setidaknya kesadaran yang minim dari sebagian warga.
Berdasarkan peristiwa diatas, terlihat sekali maknanya bahwa siswa akan sadar tentang sebuah pembelajaran ketika mereka merasakan dampak buruknya. Bukan pada saat mereka mempelajari materinya bersama gurunya. Artinya pembelajaran tersebut tidak bersinggungan dengan hati nurani mereka, sehingga menyebabkan mereka menjadi apati dan tidak tahu. Nah sejatinya pembelajaran tidak seperti itu, guru harus memilah strategi atau cara agar pembelajaran yang disampaikan juga masuk kedalam hati nurani merka.
b.      Mengapa suatu pekerjaan memiliki kepentingan moral
Jika kamu tidak bekerja disekolah, kamu tidak akan belajar. Ketidaktahuan tsb mereduksi kapasitas kita untuk turut serta ebagai warga negara di dunia yang kompleks. Sebagai contoh, bagi orang dewasa, jika mereka merasa tidak kompeten, produktif, dan dibutuhkan dibeberapa lingkungan kehidupan, maka akan sulit untuk emmbangun gambaran pribadi yang positif.
c.       Pekerjaan dan prinsip realitas
Ketika orang-orang berpikir pekerjaan sebagai sesuatu yang penting, tidak bekerja keras untuk pekerjaan mereka, atau tidak bekerja sama sekali, bukan hanya mereka yang menderita, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan, jadi pekerjaan harus mempunyai sebuah prinsip yang nyata. Karena kapasitas kerja adalahh kompetensi moral yang utama. Kompetensi tsb menghatuskan pengemabnagan sikap, seperti disiplin diri, ketekunan, evaluasi diri, dan kesemuanya adalah bagian karakter yang baik.
d.      Tantangan bagi sekolah
Urusan utama sekolah adalah bekerja sebagai pembelajaran. Bagaimana sekolah dapat membantu siswanya bekerja dengan serius, menunjukkan kemampuan terbaik mereka, dan mengembangkan kualitas karakter yang melekat untuk bekerja dengan baik. 

e.       Pentingnya ekpektasi tinggi
Guru harus mencoba menyampaikan ekspektasi tinggi mereka dihadapan siswa yang emmiliki ekspektasi rendah pada diri sendiri. Tujuannya adalah agar siswa tidak terkelompok dalam kategori tersebut, dan menstimulus agar mereka mau mencoba dan melakukan hal postif untuk perbaikan diri siswa.
f.       Mengajar evaluasi diri
Guru yang baik bukan hanya menentukan standar yang tinggi, mereka pun membantu siswanya membuat standar tersebut menjadi milik mereka. Kemudian membantu perkembangan kesadaran nurani siswanya dengan mengajarkan strategi untuk evaluasi diri.
g.      Mengembangkan kepakaran sesungguhnya
Ketika siswa sudah menjadi pakar pada suatu bidang, kompetesi menjadi gambaran diri mereka dan mereka pun akan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan berkualitas.
h.      Pentingnya kesuksesan dini
Ekspekasi tinggi tentang kesuksesan menajdi snagat efektif saat dikombinasikan dengan dukungan. Contohnya guru menanyakan kepada siswa tentang tujuan yang ingin dicapai, kemudian guru memfasilitasi agar siswa bisa mencapai tujuan tersebut bahkan memberikan bantuan sekalipun.
i.        Merayakan keberhasilan
Budayakanlah mengapresiasi semua hal positif yang dilakukan oleh siswa. Contohnya saja dengan memuji, karena hal tersebut  bisa membangkitkan kobaran semangat pada diri siswa untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.
j.        Mengajar untuk gaya belajar berbeda
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Contohnya siswa yang visual akan mudah menangkap jika ada gambar-gambar atau hal visual lainnya. Begitu juga siswa yang kinestetik, akan mudah menagkap ketika sensori motorik tubuh siswa tersebut terfasilitasi ketika belajar. Dan , we as teacher have to knowing about learning style’s students.
k.      Mengajar untuk ketertarikan siswa
Siswa tentu memiliki suatu hal yang disukai dan itu berbeda-beda.  Kita sebagai guru harus memfasilitasi hal tersebut, dengan pendekatan pengajaran yang membuat ketertarikan siswa sebagai objek investigasi. Misalnya menghubungkan mata pelajaran(sains lingkungan) dengan ketertarikan siswa (rusa). Dengan melakukan pendekatan tersebut, keterlibatan siswa dikelas akan menajdi maksimal dan sering membebaskan energi siswa yang tidak disangka untuk belajar.
l.        Pekerjaan rumah
Saat siswa berkemampuan rendah hanya mengerjakaan pekerjaan rumahnya selama satu sampai dengan tiga jam perminggu, maka nilai mereka akan setinggi nilai siswa berkemampuan cukup yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Hal tersebut banyak terjadi pada diri siswa, karena berdasarkan fakta yang sering ditemui bahwa jam belajar disekolah itu terkadang hanya ¼ dari 24 jam, dan hal tersebut terkadang membuat siswa tidak begitu memahami pembelajaran yang disampaikan. Sehingga butuh waktu lebih banyak bagi mereka untuk belajar, dan pekerjaan rumah adalah solusinya. Tentu dengan berbagai startegi pekerjaan rumah yang dpaat digunakan oleh guru.

Jadi kita sebagai guru harus bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan siswa, agar pembalajaran tersebut tidak hanya sebagai hal formal yang wajib dilaksanakan saja melainkan juga masuk kedalam sistem limbik pada otak mereka, sehingga hal-hal yang dipelajari dapat melekat kedalam hati nurani mereka. And big thanks for SGI, untuk semua pengajarannya yang langsung emnyentuh hati nurani ini. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar