Budaya literasi perlu
ditumbuhkan, dan sekaligus harus menjadi
kebutuhan guru dalam menjawab tantangan peningkatan profesionalismenya.
Membaca adalah salah satu
bentuk literasi dasar. Orang yang memiliki budaya literasi yang baik ditandai
dengan gemar membaca dan menulis. Aktivitas membaca dan menulis adalah hal yang
tidak bisa dipisahkan. Orang harus mau membaca jika ingin menulis. Membaca
adalah memasukkan kata-kata ke dalam pikiran, sementara menulis adalah
menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan.
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Seorang guru profesional tentunya harus selalu mengikuti perkembangan zaman,
meng-update informasi, ilmu pengetahuan dak teknologi terbaru supaya
bisa menyampaikan materi yang aktual dan kontekstual kepada peserta didik.
Jangan sampai ilmu yang disampaikannya out of date, usang, tidak
sesuai dengan perkembangan zaman, dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Lalu bagaimana guru bisa menjalankan amanah tersebut jika tidak dengan
membaca ?
Terkadang kita suka
bercakap-cakap kepada siswa. Anak-anak ingat harus baca buku terus yaa !!
karena buku adalah jendela dunia !! namun apa pernahkah kita bercermin kepada
diri sendiri, sudahkah kita membaca ? sudah berapa halaman yang kita habiskan
setiap harinya, sudah berapa buku kah yang sudah kita khatamkan ? sudah
sebanyak apa informasi yang kita dapatkan ?
Dalam menumbuhkan budaya
literasi, guru seharusnya harus mampu menjadi contoh dan pelopor gerakan sadar
literasi, memiliki minat yang tinggi terhadap membaca dan menulis. Dan
tentunya, memiliki karya tulis sebagai hasil buah pikirnya. Hal tersebut
sebagai sebuah kebanggaan, juga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi rekan
sejawat dan para siswanya untuk melakukan hal serupa. Dengan kata lain, membaca
dan menulis adalah modal utama sekaligus kompetensi seorang guru.
Nah dalam praktik membaca,
ternyata ada beberapa tingkatannya. Yaitu “membaca cepat, membaca analisa,
membaca kritis dan membaca kreatif” sudah sampai tingkatan manakah kita
membacanya ? sedangkan tingkatan yang paling tinggi adalah membaca kreatif,
yang merupakan sebuah proses berpikir untuk mentranformasi informasi tulisan
menjadi gagasan-gagasan baru yang bersifat unik.
Rasanya keren sekali
ketika guru membaca kemudian mereka bisa mengkontruksi hasil bacaannya mejadi
hal-hal yang unik
#kalagurubelajarmembaca
#gurucerdasliterasi
#siswacerdasliterasi
#Indonesialiterat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar