Baby Hello Kitty
Instagram

Baby Hello Kitty

Kamis, 25 Januari 2018

SEPENDEK MAGRIB SEPANJANG ISYA




Cuti bersama adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pekerja produktif termasuk kami juga mahasiswa Sekolah Guru Indonesia (SGI). Berbeda dengan perkuliahan biasa yang ada di Universitas, jika telah melaksanakan ujian semester maka akan ada libur panjang satu sampai dua bulan bahkan 3 bulan lamanya. Namun tak  kami temui hal seperti itu di mahasiswa SGI, di masa libur semester kami melaksanakan program pemberdayaan baik itu pendidikan, kepemudaan ataupun kemasyarakatan. Dan tak jarang juga pemberdayaannya bukan hanya tatap muka langsung tapi pembelajaran online (e-learning) pun kami laksanakan, ya laksana pemuda jaman now yang mata dan jarinya selalu terpacu kepada layar gawai alias smartphone. But kami tetap enjoy menjalaninya karena hal tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan orang banyak
Kembali ke hari cuti, jadi ini adalah berkah banget bagi kami, dan sesekali bolehlah kami isi dengan kegiatan memanjakan jiwa dan raga. Ya tepat hari itu saya dan 2 rekan lainnya menyatakan pilihan liburan kepada “pergi ke mall” eittss bukan belanja heheh, kantong kami tak cukup banyak untuk melakukan hal itu, kami hanya menonton di bioskop kesayangan saja. Film yang sedang hits kala itu adalah “ayat-ayat cinta 2”. Dan Sesampai di lokasi ternyata tiket film tsb di siang atau sore hari sudah habis,ow ow ow karena hasrat masih menggebu untuk membedah film tsb yaa tetap kami putuskan untuk membeli tiket yang malam hari dengan jadwal setelah Sholat Isya. Jamuran kali yee nunggu dari jam 4 sampai malam begitu hehe, yaa tetap happy aja qo kitanya.
Disela waktu yaa kami isi dengan baca buku ringan, photo-photo sampai ke curhat colongan gitu deh. Sampai waktunya AZAN MAGRIB pun tiba, langsunglah kami menuju mushola yang satu-satunya di mall tersebut. Nampak sekali orang BERBONDONG-BONDONG UNTUK MENUNAIKAN KEWAJIBANNYA, alhamdulilah tinggal di bumi Islam seperti ini bisa menambah kecintaan kita kepada Allah dimanapun itu berada. Selepas itu kami lanjutkan dengan memenuhi hajat perut yang sudah berdendang dan memanggil-manggil, cuuss lah kami tunaikan pula keawajiban kepada raga ini.
Karena waktu film juga belum menyapa, akhirnya kamipun di salip oleh adzan Isya kembali. Pergilah kami langkahkan kaki menuju mushola tadi. Sempat terpikir untuk menunda beberapa menit karena takut musholahnya penuh seperti saat sholat magrib sehingga harus mengantri. Tapi alhamdulillah hati ini tersadar untuk tidak menunda hal-hal kebaikan apalagi ini kewajiban kepada Allah SWT. Sesampai disana takejuut lah hati awak, melihat mushola yang tak ada penghuninya, ya hanya kami bertiga kemudian  bergegaslah  kami tunaikan sholat.
Setelah dua fenomena sholat tadi saya akhirnya berefleksi, jika kedua sholat itu adalah jumlah waktu yang dimiliki manusia untuk hidup. Ketika sholat magrib kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menunaikan sholat karena takut waktunya habis alias waktu sholat magrib pendek sekali hanya kisaran satu jam saja. Kemudian kita bandingkan dengan sholat isya yang mempunyai waktu cukup panjang ya kisaran 9 jam, jadi orang-orang berpikiran kan waktunya masih panjang jadi kita masih bisa lanjut berbelanja, makan, nonton atau aktivitas lainnya di mall, dan sholatnya bisa di rumah saja yaa alhasil sepilah itu musholah.
Nah jika kita analogikan waktu sholat itu adalah kematian. Di PENDEKNYA MAGRIB atau dipendeknya waktu kehidupan,  semua orang pasti  akan senantiasa berbuat kebaikan karena tahu waktu mereka didunia ini hanya sebentar lagi. Namun berbeda hal dengan PANJANGNYA ISYA atau panjangnya kehidupan, maka orang-orang tidak akan memaksimalkan kebaikannya di wkatu sekarang karena masih terpikir bahwa besok, lusa, bulan depan, tahun depan, 50 tahun lagi dan seterusnya,  saya masih bisa melakukannya, jadi tidak apa jika saya prioritaskan dulu saja kegiatan keduniawian. Naudzubillah.

Ingatlah wahai sahabat, sholat di awal waktu adalah hal yang sangat diutamakan, tanpa kita harus tahu alasannya apa dan imbalannya untuk kita apa. Nah begitu juga dengan berbuat kebaikan. Seperti pepatah mengatakan “bekerjalah seakan kamu hidup selamanya dan beribadahlah seakan kita mati esok”. Semoga kita senantiasa diberkahi Allah aamiin.

Sabtu, 20 Januari 2018

SCHOOL OF HUMAN


     
 Manusia dan Pendidikan bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia dimanapun ia berada, dipastikan akan butuh dengan pendidikan. Pentingnya pendidikan bagi manusia karena dapat menjadikan manusia berintelektual dan taraf hidupnya meningkat. Namun jika kita berefleksi apakah pendidikan sekarang sudah dapat memanusiakan manusia ? atau malah menjadikan manusia sebagai alat pemenuh kebutuhan saja.

      Minggu 20 januari 2018,  saya mendapatkan kesempatan untuk hadir di Open House Bedah Kurikulum School of Human (SOH). Terlihat dari namanya School of Human (sekolahnya manusia) artinya ini adalah tempat para makhluk yang bernama manusia bersekolah, bukan hewan, robot ataupun benda lain
nya. SCHOOL OF HUMAN adalah sekolah yang menghargai setiap potensi manusia sebagai ciptaan Allah SWT yang terbaik dengan membantu peserta didiknya menemukan profesi yang profesional sesuai dengan bakat, minat dan pandangan dunianya sehingga siap menghadapi era globalisasi dengan menjunjung tinggi akhlakul karimah.

       Langkah awal menginjakkan kaki ditempat ini begitu menyejukkan, karena disambut oleh rerintik sayup-sayup hujan, dan senyuman para karyawan yang begitu ramah,  temasuk disana para gurunya dan Kepala SMP Babe Andi Budimanjaya. Awal mendengar kata babe mungkin kita akan terkagetkan, qo babe ? bukan pak guru terlebih beliau seorang kepala sekolah. Dan ternyata nomenklatur para guru disana memang tidak sama dengan sekolah lainnya, yang baku dipanggil dengan sebutan bapak ibu guru. Melainkan dipanggil dengan panggillan akrab layaknya sebuah keluarga, ada babe, om, baba, kakak, ayuk, mami, papi dan panggilan keluarga lainnya.

       Selanjutnya kami melaksanakan “Fun activity”, para peserta open house berkumpul dilapangan SOH untuk melaksanakan gerakan-gerakan yang dapat meregangkan otot-otot penunjang kehidupan kita. Apa coba gerakannya, penasaran kan ? and what you know, kami melaksanakan permainan tradisional. Well bahagia banget, mungkin sudah bertahun tahun kami tidak melakukan hal itu. Permainan tradisionalnya adalah dorong bambu, dan petak duduk atau bahasa uniknya main kucing-kucingan. Dan ternyata permainan tradisional ini menjadi salah satu budaya disekolah tersebut, jadi meskipun ini zaman now jangan sampai kita melupakan permainan zaman old, dimana hal itu bermanfaat sekali untuk menumbuhkan jiwa sosial dan interpersonal pada diri anak.

        Setelah fun activity selesai kami melanjutkannya dengan kegiatan “Touring SOH”. Wah blusukan deh kita ke kelas-kelas dan sarana prasarana lainnya yang merupakan fasilitas belajar di SOH. Lagi lagi keunikan yang kami temui, teryata kelas-kelas nya dikelompokan sesuai dengan dominan intelegence siswa. Jadi ada kelas yang memang penuh dengan lukisan-lukisan, ada kelas yang banyak photo-photo, kelas yang banyak tulisan-tulisan, dan ciri khas lainya deh. Kemudian nama kelasnya pun berbeda-beda, misalnya nih kelas Iwan Fals, kelas ronaldo, kelas Helen Keller, kelas Dewi Sartika dan nama kelas lainnya.  Satu lagi karena ada SOH ini berbasis sekolah inklusi maka tentu dong pasti ada ruangan Inklusi disana. Ruangan inklusi tempat para “siswa spesial” dibina khusus oleh para mentornya dalam rangka pengembangan bakat siswa selain pembelajaran dikelas umumnya. Anak-anak spesial di SOH diperlakukan sama dengan siswa umumnya jadi tidak ada perbedaan perlakuan, siswa spesial dibebaskan mengikuti berbagai eskul selagi itu tidak membahayakan jiwa raga sang anak. Bahkan saking dipercayanya sekolah ini oleh para orangtua, sampai-sampai sudah waiting list bagi siswa barunya.

Dan sampai lah kami ke acara inti yaitu “Bedah Kurikulum School of Human” yang disampaikan langsung oleh direktur SOH yaitu Baba Munif Chatif. MasyaAllah nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan ? bisa berjumpa dengan seorang tokoh pendidikan Inspiratif.

Desain Sekolah Manusia adalah School Based Process, artinya  Input siswanya bisa siapa saja tanpa ada perbedaan, karena inputnya menuju Sekolah inklusi, kemudian prosesnya menggunakan multi strategi mengajar dan cara menghasilkan Output yang berkualitas dengan cara penilaian otentik jadi yang dinilai bukan hanya aspek kognitif saja tapi juga aspek afektif dan psikomotorik.

6        Pilar Kurikulum Manusia
Pertama Agent of change, jadi semua siswa yang bersekolah di SOH berasal dari berbagai macam perbedaan yang ada. Seperti beragam kondisi, beragam agama, beragam kompetensi, dan beragam lata belakang dan budaya. Uniknya tes yang digunakan adalah tes “DENYUT NADI” maksudnya apa ? artinya semua anak  yang masih bernyawa, dan detak nadinya masih terasa diperbolehkan untuk bersekolah di SOH. Setelah dilaksanakannya tes denyut nadi, tes selanjutnya adalah multiple intelegence. Sekolah menerapkan MIR (Multiple Intelligences Research) untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan majemuk dan gaya belajar siswa. Dengan kecerdasan itulah maka anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya menjadi peluang karir dan peluang masa depannya.
Pilar yang kedua adalah “Belajar Harus Menyenangkan”. Menurut teori dari neorosains (teori otak) mengatakan bahwa anak-anak akan bisa belajar jika kondisinya menyenangkan. Maka dari itu SOH mendesain kurikulumnya supaya anak bahagia dan guru juga bahagia.  Belajar Harus Menyenangkan terdiri dari (1) Kurikulum menarik, untuk tingkatan SMP, kurikulumnya adalah Problem Based Learning, jadi anak ketika belajar akan diberikan sebuah project yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dengan tujuan setiap pembelajaran akan menghasilkan karya, proyek, penemuan baru dan problem solving. Kemudian untuk kurikulum SMA adalah Fregmented artinya siswa memilih mata pelajaran apa saja sesuai dengan karir selanjutnya, Dan yang ke (2) Jadikan siswa sebagai subjek pendidikan artinya mendesain keterlibatan anak  dalam semua kegiatan yang dilaksanakan, guru hanya menjadi fasilitator atau pengarah saja bagi siswa-siswanya. Misalnya dalam acara pentas seni, LDKS dan acara lainnya.
Pilar ketiga adalah “Memantik Bakat dan Minat”. Diantaranya (1) desain mata pelajaran yang dapat memfasilitasi bakat siswa, (2) fokus kepada eskul.
Pilar keempat adalah “Kemampuan seluas samudra” Diantaranya (1) kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan (2) Penilaian otentik.
Pilar kelima adalah “The Best Teacher”. Guru di SOH memiliki tiga peran yaitu sebagai fasilitator, katalisator, dan mentor. Kemudian untuk menunjang kompetensi guru tersebut maka di tunjang dengan pelatihan-pelatihan rutin seperti lesson plan. Selanjutnya guru juga harus bisa mengadakan pendekatan interpersonal dengan orangtua siswa misalnya dengan mengadakan Quality time orangtua.
Dan pilar yang terakhir adalah “Quality Assurance I Academic”. Jadi ke lima pilar tadi tidak akan berjalan secara berkelanjutan jika tidak ada yang namanya penjaminan mutu. Penjaminan mutu dapat dilaksanakan dengan TQM (Total Quality Management) dan pelaksanaan penilaian kinerja guru. 

Selanjutnya struktur kurikulum School of human, yang terdiri dari empat jenis yaitu: mata pelajaran inti, mata pelajaran penghela, mata pelajaran akademis, dan ekstrakulikuler.
1.      Mata Pelajaran Inti adalah mata pelajaran yang wajib diikuti oleh setiap peserta didik. Mata pelajaran ini diwajibkan sebab sebagai inti atau pusat dari semua bidang keilmuan. Mata pelajaran inti ini adalah CCSP (Character – Creativity – Skill – Problem solving). a) Character adalah mata pelajaran tentang pembangunan karakter atau akhlakul karimah sebagai inti dari segala keilmuan. b) Creativity adalah mata pelajaran tentang bagaimana peserta didik untuk terbiasa kreatif dalam berpikir, mengimplementasikan dan mengembangkannya agar bermanfaat bagi masyarakat. c) Skills adalah mata pelajaran tentang keterampilan hidup dasar yang penting dalam menjalankan, mempertahankan dan mengembangkan profesinya berdasarkan bakat dan minat peserta didik. d) Problem solving adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam menyikapi setiap masalah yang mereka hadapi dengan cara pemahaman tentang identifikasi masalah, menganalisa penyebab masalah dan mencari beberapa jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.
2.      Mata Pelajaran Penghela adalah mata pelajaran wajib bagi peserta didik yang diharapkan menjadi penghela dan penunjang dari semua mata pelajaran yang akan diikuti oleh peserta didik. Mata pelajaran penghela bertujuan agar peserta mempunyai kemampuan menentukan tujuan, cara mencapai tujuan dan bertahan terhadap berbagai hambatan dengan benar dan tepat sesuai dengan nilai ketuhanan, nilai kepatutan dalam sosial masyarakat. Mata pelajaran pengehela ini meliputi agama, bahasa, logika dan wirausaha. a) Agama Islam adalah mata pelajaran agama Islam yang memfokuskan kepada pencarian dengan rasional dan hati tentang eksistensi ketauhidan. Dan memahami makna filosofi dari setiap ibadah ritual untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. b) Literasi adalah mata pelajaran dasar dari komunikasi dengan melatih kemampuan mendengar dan memahami, berbicara, membaca dan menulis. c)Logika adalah mata pelajaran tentang cara berpikir rasional dalam menghadapi setiap permasalahan kehidupan dengan berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keadilan. d) Wirausaha adalah mata pelajaran untuk menumbuhkan jiwa bisnis dan manajemen usaha, sehingga secara kualitas mampu bersaing dalam era globalisasi.
3.      Mata Pelajaran Akademis adalah mata pelajaran penunjang yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk merealisasikan profesi sesuai dengan bakat minatnya. Mata pelajaran akademis ini meliputi matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan lain-lain. Mata pelajaran akademis dipilih oleh peserta didik berdasarkan kebutuhan.  Pada mapel akademis, para guru akan mengKAMPANYEkan mapelnya seunik mungkin agar dipilih oleh siswa.
4.      Ekstrakulikuler adalah beragam aktivitas yang dipilih peserta didik dengan ruang lingkup olah raga, baik olah raga formal maupun non formal, berbagai dimensi seni, aktivitas ilmiah dan aktivitas-aktivitas yang lain
Sekian sedikit coretan yang saya tahu tentang School of Human, semoga bisa jadi referensi yang bermanfaat bagi saya dan teman-teman semua jika ingin mendirikan sekolah. Sehingga muncul banyak sekolah manusia, guru manusia, orangtua manusia, kelas manusia, teman manusia dan semua hakikat manusia yang kita inginkan.

#Guru_Ades
#Schoolofhuman
#SekolahguruIndonesia


Kamis, 18 Januari 2018

Kesadaran Nurani





Saya pikir setelah pulang dari pandeglang bisa langsung tidur, ternyataaa masih ada buku yang mesti di bedah heheh. Semoga lelah kita menjadi Lillah yaaa guru Hebat 21. Aamiin
Bedah buku kali ini temanya tentang “Kesadaran Nurani”. Sebenarnya tema ini muncul ketika penulis menemukan beberapa fakta/peristiwa dari para tokoh dari Luar negri yang berhubungan dengan moral atau hati nurani yang dikesampingkan. Contohnya ada sebuah kasus disebuah sekolah, dimana siswa-siswa yang berprestasi tidak ingin terlalu menunjukkan performanya atau menunjukkan prestasinya dikarenakan hal tersebut akan menyebabkan siswa tersebut terasing dari siswa lainnya. Ada banyak kasus  lingkungan yang  memiskinkan sikap ideal dan nilai yang melumpuhkan pikiran dan hati makhluk hidup.
a.       Buah apati
Kurang dari setengah siswa amerika tahu bahwa bumi berputar mengelilingi bumi berputar mengelilingi matahari selama setahun. Ketidaktahuan dan apati sesuatu yang berbau ilmiah menajdi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan ketika banyak ancaman pada kesehatan dan kebertahanan hidup manusia, penipisan lapisan ozon, hujan asam yang menuntut setidaknya kesadaran yang minim dari sebagian warga.
Berdasarkan peristiwa diatas, terlihat sekali maknanya bahwa siswa akan sadar tentang sebuah pembelajaran ketika mereka merasakan dampak buruknya. Bukan pada saat mereka mempelajari materinya bersama gurunya. Artinya pembelajaran tersebut tidak bersinggungan dengan hati nurani mereka, sehingga menyebabkan mereka menjadi apati dan tidak tahu. Nah sejatinya pembelajaran tidak seperti itu, guru harus memilah strategi atau cara agar pembelajaran yang disampaikan juga masuk kedalam hati nurani merka.
b.      Mengapa suatu pekerjaan memiliki kepentingan moral
Jika kamu tidak bekerja disekolah, kamu tidak akan belajar. Ketidaktahuan tsb mereduksi kapasitas kita untuk turut serta ebagai warga negara di dunia yang kompleks. Sebagai contoh, bagi orang dewasa, jika mereka merasa tidak kompeten, produktif, dan dibutuhkan dibeberapa lingkungan kehidupan, maka akan sulit untuk emmbangun gambaran pribadi yang positif.
c.       Pekerjaan dan prinsip realitas
Ketika orang-orang berpikir pekerjaan sebagai sesuatu yang penting, tidak bekerja keras untuk pekerjaan mereka, atau tidak bekerja sama sekali, bukan hanya mereka yang menderita, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan, jadi pekerjaan harus mempunyai sebuah prinsip yang nyata. Karena kapasitas kerja adalahh kompetensi moral yang utama. Kompetensi tsb menghatuskan pengemabnagan sikap, seperti disiplin diri, ketekunan, evaluasi diri, dan kesemuanya adalah bagian karakter yang baik.
d.      Tantangan bagi sekolah
Urusan utama sekolah adalah bekerja sebagai pembelajaran. Bagaimana sekolah dapat membantu siswanya bekerja dengan serius, menunjukkan kemampuan terbaik mereka, dan mengembangkan kualitas karakter yang melekat untuk bekerja dengan baik. 

e.       Pentingnya ekpektasi tinggi
Guru harus mencoba menyampaikan ekspektasi tinggi mereka dihadapan siswa yang emmiliki ekspektasi rendah pada diri sendiri. Tujuannya adalah agar siswa tidak terkelompok dalam kategori tersebut, dan menstimulus agar mereka mau mencoba dan melakukan hal postif untuk perbaikan diri siswa.
f.       Mengajar evaluasi diri
Guru yang baik bukan hanya menentukan standar yang tinggi, mereka pun membantu siswanya membuat standar tersebut menjadi milik mereka. Kemudian membantu perkembangan kesadaran nurani siswanya dengan mengajarkan strategi untuk evaluasi diri.
g.      Mengembangkan kepakaran sesungguhnya
Ketika siswa sudah menjadi pakar pada suatu bidang, kompetesi menjadi gambaran diri mereka dan mereka pun akan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan berkualitas.
h.      Pentingnya kesuksesan dini
Ekspekasi tinggi tentang kesuksesan menajdi snagat efektif saat dikombinasikan dengan dukungan. Contohnya guru menanyakan kepada siswa tentang tujuan yang ingin dicapai, kemudian guru memfasilitasi agar siswa bisa mencapai tujuan tersebut bahkan memberikan bantuan sekalipun.
i.        Merayakan keberhasilan
Budayakanlah mengapresiasi semua hal positif yang dilakukan oleh siswa. Contohnya saja dengan memuji, karena hal tersebut  bisa membangkitkan kobaran semangat pada diri siswa untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.
j.        Mengajar untuk gaya belajar berbeda
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Contohnya siswa yang visual akan mudah menangkap jika ada gambar-gambar atau hal visual lainnya. Begitu juga siswa yang kinestetik, akan mudah menagkap ketika sensori motorik tubuh siswa tersebut terfasilitasi ketika belajar. Dan , we as teacher have to knowing about learning style’s students.
k.      Mengajar untuk ketertarikan siswa
Siswa tentu memiliki suatu hal yang disukai dan itu berbeda-beda.  Kita sebagai guru harus memfasilitasi hal tersebut, dengan pendekatan pengajaran yang membuat ketertarikan siswa sebagai objek investigasi. Misalnya menghubungkan mata pelajaran(sains lingkungan) dengan ketertarikan siswa (rusa). Dengan melakukan pendekatan tersebut, keterlibatan siswa dikelas akan menajdi maksimal dan sering membebaskan energi siswa yang tidak disangka untuk belajar.
l.        Pekerjaan rumah
Saat siswa berkemampuan rendah hanya mengerjakaan pekerjaan rumahnya selama satu sampai dengan tiga jam perminggu, maka nilai mereka akan setinggi nilai siswa berkemampuan cukup yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Hal tersebut banyak terjadi pada diri siswa, karena berdasarkan fakta yang sering ditemui bahwa jam belajar disekolah itu terkadang hanya ¼ dari 24 jam, dan hal tersebut terkadang membuat siswa tidak begitu memahami pembelajaran yang disampaikan. Sehingga butuh waktu lebih banyak bagi mereka untuk belajar, dan pekerjaan rumah adalah solusinya. Tentu dengan berbagai startegi pekerjaan rumah yang dpaat digunakan oleh guru.

Jadi kita sebagai guru harus bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan siswa, agar pembalajaran tersebut tidak hanya sebagai hal formal yang wajib dilaksanakan saja melainkan juga masuk kedalam sistem limbik pada otak mereka, sehingga hal-hal yang dipelajari dapat melekat kedalam hati nurani mereka. And big thanks for SGI, untuk semua pengajarannya yang langsung emnyentuh hati nurani ini. :)