Baby Hello Kitty
Instagram

Baby Hello Kitty

Sabtu, 06 Mei 2017

Cara mendirikan sekolah dengan tanpa modal (DP NOL)


Mungkin banyak diatara kita yang berpikir bahwa modal yang paling utama yang harus dimiliki oleh kita untuk membangun apa saja termasuk mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan adalah dana alias uang. Dan ternyata tidak seratus persen benar, karena jika kita ingin bekerja keras dan bekerja cerdas banyak cara untuk membangun sebuah lembaga pendidikan meskipun tanpa modal.

Beberapa cara atau tipsnya adalah:
 
     A. Keinginan Yang Kuat (Irodatul Qowwiyyah) adalah modal dasar bagi Kita yang ingin sukses dalam membangun sebuah usaha. Maka, bangunlah sebuah impian yang besar tentang sebuah Lembaga Pendidikan yang akan Kita inginkan, karena impian adalah kenyataan yang akan datang. Jangan takut ditertawakan oleh orang lain, saat Kita berusaha memaparkan ide dan impian Anda. Justru itu adalah sebuah lecutan yang akan memacu Kita untuk menunjukkan bahwa Kita BISA mewujudkan apa yang Kita impikan. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad:7)

     B. Setelah itu, rancang visi misi kita tentang Lembaga Pendidikan yang akan Kita buat. Dan dengan visi ini juga harapannya semua segmen masyarakat bisa menikmati kualitas pendidikan yang kita dirikan, sehingga dalam penentuan biaya akan ditentukan secara bersama antara orang tua wali dengan lembaga ketika tahap wawancara. Maka soal biaya pendidikan di Lembaga yang akan kita dirikan adalah relatif, bagi yang kaya akan menyumbang biaya yang besar dan bagi yang tidak mampu akan mendapat subsidi.



Visi ini akan berpengaruh besar terhadap perjalanan kedepan Lembaga Pendidikan yang akan kita dirikan. Semua kebijakan dan arahan yang kita  berikan akan berpusat pada visi yang telah kita bangun sebelumnya. Maka, kita secara perlahan akan belajar menjadi seorang pemimpin yang visioner.

Jangan lupa, tuliskan impian kita dalam sebuah rencana aksi, dan tentukan time schedule pelaksanaannya. Kapan kita harus memulai, kapan Lembaga itu harus sudah berdiri, dan lembaga apa saja yang akan kita dirikan. Biasanya saya menyusun rencana jangka menengah lima tahunan. Dalam lima tahun kedepan apa yang akan kita lakukan untuk mewujudkan lembaga pendidikan tersebut. Maka kita pun harus menyusun rencana jangka menengah, setelah itu susun rencana aksi untuk setiap tahun bersama mastermind (patner) yang telah kita pilih.



Hal ini jika dikaitkan dengan perencanaan dan pembiayaan pendidikan, maka kita harus membuat rencana strategis (rencana 5 tahun) dan rencana operasionalnya (1 tahun). Yang dimulai dari:

a.       Analisis lingkungan strategis.

b.      Analisis kondisi pendidikan saat ini:

c.       Analisis kondisi pendidikan masa datang (misalnya 20 tahun atau 5 tahun ke depan):

d.      Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi) antara 20 tahun atau 5 tahun ke depan dengan kondisi nyata pendidikan saat ini:

e.       Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi):

f.        Visi sekolah

g.       Misi sekolah

h.       Tujuan sekolah dalam 5 tahun

i.         Program strategis

j.        Strategi pelaksanaan/pencapaian

k.      Hasil yang diharapkan

l.         Monitoring dan evaluasi (monev)

m.     Pembiayaan

Beberapa unsur rencana strategis diatas harus dirumuskan secara rinci juga ketika kia akan membuat rencana operasional atau rencana tahunan sebuah lembaga pendidikan. 


    C. Memilih Mastermind

Mastermind yang akan Kita bentuk harus dibuatkan sebuah WADAH. Biasanya wadahnya adalah sebuah yayasan. Yayasan menurut UU Yayasan, terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pengawas, dan Dewan Pengurus. Yang harus mendapat perhatian bagi Kita semua adalah siapa yang akan menduduki jabatan Dewan Pembina ( 3 orang), karena Dewan Pembina berkedudukan sebagai pemilik dan punya wewenang untuk menyusun Dewan Pengurus Yayasan sekaligus berwenang membubarkan Dewan Pengurus. Kemudian untuk legal formal, tentukan 2 orang sebagai Dewan Pengawas, dan 3 orang minimal sebagai Dewan Pengurus (Ketua, Sekretaris dan Bendahara). Untuk saat ini, perkiraan biaya pendirian sebuah yayasan habis sekitar 3,5 juta rupiah.
Wah, mahal sekali, tidak punya uang. Jangan khawatir, Kita bisa mengawalinya dengan mengajukan  bebrapa proposal pengajuan dana kepada stakeholder-stakeholder pemerintah atau CSR (perusahaan) yang mempunyai dana sosial untuk kemasalahatan umat seperti halnya pemberdayaan pendidikan. Ataupun kita bisa meminta dana kepada masyarakat setempat, secara wajar dan disesuaikan dnegan pendapatan mereka. Kemudian lakukan aktivitas yang bermanfaat untuk masyarakat, insya Allah beberapa tahun beraktivitas akan terkumpul dana yang Kita butuhkan.