Ada seorang guru perempuan yang mengajar
disekolah TK yang terancam akan dibubarkan, karena siswanya hanya terdiri dari
5 orang dan kondisi sekolahnya sangat tidak terawat. Kemudian dengan hadirnya
guru tersebut seolah membuat sekolah yang dulunya gelap gulita menjadi terang
benderang. Sang guru dengan sabarnya mengajar kelima siswa tersebut, mendidik
dengan kelembutan hatinya, dan akhirnya sang guru mampu menmbangkitkan semangat
dan mimpi anak-anak tersebut. Masayarakat disekolah tidak mendukung adanya sekolah
TK itu, dan orangtua kelima siswa juga ala kadarnya menyekolahkan anaknya, ya
hal itu karena kondisi ekonomi yang sangat sulit dan jarak sekolah yang cukup
jauh.
Keberadaan sang guru hanya 4 bulan disekolah
tersebut, karena pada akhir semester
akan ada pelulusan siswa. Diawal sudah disepakati oleh masyarakat
sekitar, apabila pada semester berikutnya jumlah siswa kurang dari 5 orang maka
sekolah tersebut positif akan dibubarkan. Seiring berjalan waku, dengan
kesabarannya yang tidak berujung sang gurupun mampu meyakinkan orangtua siswa
bahwa sekolah dan pendidikan itu sangat penting, serta impian adalah hak mutlak
yang wajib dimiliki semua orang. Waktu empat bulan sebentar lagi akan berakhir,
pada 2 minggu terakhir dibulan keempat ini sang guru bekerjasama dengan orang
tua siswa sudah mulai membuka pendaftaran siswa-siswi baru, yang tujuannya
supaya sekolah ini tidak jadi ditutup dengan adanya siswa baru tersebut. Namun
sayangnya, belum ada satupun siswa yang mendaftar.
Sampai akhirnya pada minggu terakhir, sang
guru malah jatuh sakit. Hal ini karena sebenarnya guru tersebut mempunyai
penyakit tumor dan guru pun terbaring dirumah sakit. Meskipun tidak ada guru,
siswa dan orantua siswa tetap semangat menggalakkan pendaftaran siswa baru, ya
meski juga belum ada satupun siswa yang mendaftar.
Tibalah hari penting bagi sekolah yaitu hari
pelulusan siswa, alhamdulillah sang guru bisa datang ke cara pelususan terbut
meskipun dengan kondisinya yang baru saja pulih. Keadaaan haru terjadi pada
prosesi acara pelulusan, karena akan ada satu orang siswa yang lulus dan
sekolah akan ditutup karena tidak ada pendaftar baru. Tanpa diketahui ternyata
masyarakat sekitar juga ikut menyaksikan acara tersebut, dan mereka sangat
terkesan dengan perjuangan sang guru yang begitu semangatnya membangkitkan
kembali sekolah yang sudah diambang kemusnahan. Dari sanalah masyarakat mulai
mendukung keberadaan sekolah itu dan kemudian mereka juga ikut mneyekolahkan
anak-anaknya di sekolah TK itu sehingga sekolah pun tidak jadi ditutup dan
tetap beroperasi hingga sekarang.
Perjuangan sang guru seolah mengingatkan kami
mahasiswa SGI untuk terus berjuang dalam bidang pendidikan dengan kondisi
apapun di luar sana dan harus tetap bertahan.
Fighting SGII XXI, Guru Pemimpin, Guru Masa Depan
BANGGA JADI GURU,
GURU BERKARAKTER
MENGENGGAM INDONESIA !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar