Baby Hello Kitty
Instagram

Baby Hello Kitty

Selasa, 19 Maret 2019

UPACARA SENIN SEBAGAI BAHAN PENGENDALIAN DIRI




Kutai kecil, merupakan salah satu desa di kecamatan amuntai selatan. Desa yang sejuk dan dikelilingi oleh rawa, di desa ini lah tempat guru Ades mengabdikan dirinya selama sembilan bulan. Senin, 19 February 2018 ini adalah hari pertama Guru Ades mulai menjadi  guru atau pengajar di MI Mambaul Ulum. Mentari pagi menjadi pemantik semangatnya untuk melangkahkan kaki menuju MI tersebut. Sesampainya digerbang madrasah, hingar bingar tawa bahagia para siswa menyambut kedatangannya.
Tampak saat itu para siswa sedang membersihkan halaman madrasah yang merupakan kegiatan rutin setiap pagi, agar madrasah tetap terjaga kebersihannya, karena kebersihan adalah sebagain daripada iman. Setelah kegiatan tersebut, tepat pukul 07.45 WITA kegiatan upacara senin pun dimulai, yang menjadi petugas upacara adalah siswa kelas V dan pembina upacaranya adalah guru Ades itu sendiri.
Upacara senin yang diikuti oleh sekitar 115 siswa dan beberapa dewan guru beserta kepala madrasah pun berlangsung. Dimulai dari penyiapan oleh pemimpin upacara, penghormatan, laporan, penyanyian lagu Indonesia Raya, pembacaaan Pancasila, pembacaan UUD 1945, pembacaan tata tertib madrasah, dan sampailah  kepada amanat pembina upacara.
Dalam amanat upacaranya Ades menyampaikan bahwa, Pelaksanaan upacara bendera pada setiap hari Senin hendaknya jangan hanya sebagai seremonial belaka, sebagai rutinitas yang kurang bermakna. Tapi marilah setiap kegiatan upacara kita gunakan sebagai ajang untuk pengendalian diri kita. Agar selama pelaksanaan upacara ini kita bisa mengendalikan diri untuk bersikap sempurna. Kalau dalam keadaan siap kita harus siap, tidak boleh menengok kanan kiri, pandangan mata lurus kedepan, kepalan kedua tangan berada disamping badan, tidak mengobrol. Dan begitu juga kalau dalam keadaan istirahat kita juga harus istirahat.  Karena dalam bahasa ilmiahnya, kita ini selalu berada dalam ruang dan waktu, berada dalam lingkungan, dan kita harus menyesuaikan dengan lingkungan tersebut.
Kita ini bagian dari masyarakat pendidikan, berarti ada lingkungan madrasah. Cobalah, mulai dari masuk pintu gerbang madrasah, hendaklah para siswa sudah mulai bisa mengendalikan diri, misalnya bagaimana menghormati bapak ibu guru yang merupakan orangtua kedua kita dimadrasah. Kemudian bagaimana bisa tampak lebih rapi tanpa ditegur oleh bapak/ibu guru. Kemudian para siswa juga harus bersungguh-sungguh dalam belajar, supaya kelak bisa dengan mudah menggapai cita cita yang diinginkan.
Tutur Ades juga, contoh pengendalian diri yang lain misalnya setiap bel berbunyi untuk ganti pelajaran, hendaknya siswa jangan sampai berkeliaran lagi di luar kelas, kecuali kalau memang pada jam berikutnya adalah pelajaran olahraga ataupun mata pelajaran outing class.  Kemudian kalau jam pelajaran telah usai, jika sudah tidak ada kepentingan lagi dimadrasah. Hendaknya para siswa segera pulang kerumah masing-masing, karena orangtua kita sudah menunggu nunggu kita dirumah, kurangi nongkrong-nongkrong, bergerombol yang tidak berfaidah, supaya terhindar dari suatu hal yang bersifat negatif.

Setelah amanat pembina upacara selesai, dilanjutkan dengan penyanyian lagu wajib nasional dan  mars madrasah, penghormatan dan laporan akhir, serta ditutup dengan doa. Kemudian setelah upacara dibubarkan anak-anak saling berjabat tangan atau bersalaman kepada bapak ibu guru di MI mambaul ulum.
Penulis: Ades Marsela (Trainer SGI Hulu Sungai Utara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar