Menurut Imam al_Gahazali jika manusia mengetahui hati-Nya,
maka ia akan mengetahui dirinya, jika ia mengetahui dirinya maka ia akan
mengenal Tuhan-Nya. Sebagai usaha melindungi hati dari kekufuran dan amal
keburukan serta untuk mensucikannya maka diperlukan sebuah pendidikan hati (Tarbiyatul Qulub).
Hati adalah segumpal darah, dimana apabila segumpal darah
itu baik maka akan baik juga diri manusia itu, dan sebaliknya apabila segumpal
darah itu buruk maka akan buruk pula diri manusia itu. Perbuatan yang dilakukan
anggota tubuh berdasarkan atas tanda-tanda hati. Karena itulah, maka hati harus
diperbaiki dan diluruskan. Hadis nabi menyatakan “Allah tidak memandang bentuk
kalian, melainkan memandang hati dan perbuatan kalian.
Tujuan pendidikan hati:
1.
1. Mampu menjaga fitrahnya.
Fitrah manusia hanya untuk mencintai dan
menyembah Allah. Jika fitrah itu terjaga dengan baik, maka hati akan
bermakrifat kepada Allah, mencinai-Nya dan hanya menyembah kepada_Nya.
2. 2. Agar hati yang kotor menjadi bersih dan hai
yang keras menjadi lembut. Karena hati yang bersih akan melahirkan akhlak yang
baik.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah metode
pendidikan hati itu? Dapat diketahui bahwa metode pendidikan hai itu ada 3
yaitu: membaca AL-Qur’an, memikirkan alam, dan zikir. Berikut penjelasannya.
1. Memahami Al-Quran
Seorang muslim harus terbiasa dan memahami ayat-ayat Al-Quran bukan sekedar
bacaan biasa, karena ia bisa memberi petunjuk kepada hati yang sedang bimbang.
Sebagai obat bagi hati yang sakit, dan bisa mengurangi pikiran yang kusut.
2. Memikirkan alam
“memikirkan alam merupakan ibadah, sebagaimana menuntut ilmu itu ibadah”
(Abd. Al-sammarai).
Manusia yang cerdas adalah manusia yang penglihatan, pendengaran, dan
hatinya, mampu menangkap pesan-pesan dibalik alam ini. Cara kerjanya yaitu mata
dan telinga menyampaikan informasi yang ditangkapnya dari alam ke hati, dan
hatinya yang mencernanya menjadi sebuah cara berpikir (paradigma) dan ilmu.
Allah SWT memerintah agar hambanya memerhatikan ciptaan Allah yang dimaksud
supaya para hamba menjadikan alam dan seisinya sebagai perantara untuk mengenal
Allah dan memperkokoh keimanannya.
3. Zikir.
Zikir yang dilakukan dengan terus menerus akan menjadi sikap batin. Firman
Allah dalam Q.S Ali –Imron : 191
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Zikir juga
mampu menjadi penyelamat manusia dari rayuan setan, dan zikir merupakan upaya
agar manusia selalu merasakan kehadiran Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar