Zaman senantiasa
berubah yang dulu kekunoan dan sekarang menjadi kekinian. Begitu juga dengan
pendidikan senantiasa mengalami perubahan, dan tentu banyak perubahan ke ranah
yang positif, terutama pembelajaran di kelas. Masyarakat berpendidikan tentu sudah tidak asing dengan pengembangan
kurikulum, dan untuk pengembangan yang masih gencar saat ini yaitu kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 13. Untuk siswa Sekolah Dasar penerapan kurikulum 13 di aplikasikan dalam bentuk pembelajaran Tematik yang berhubungan secara langsung dnegan kehidupan siswa.
Teori belajar Gestalt menjelaskan bahwa anak-anak
cenderung mengorganisasikan persepsi dan pengalamannya secara terintegrasi. Usia
siswa sekolah dasar umumnya 7 sampai 12 tahun, yang jika dikategorikan masuk
pada tahap operasional konkret dimana anak belum bisa memahami problem abstrak,
segala sesuatu akan bermakna bila dikaitkan dengan objek konkret (nyata) yang
mereka temui sehari-hari. Sehingga muncullah suatu pembelajaran yang bisa
mengintegrasikan (menyatukan) beberapa mata pelajaran menjadi sebuah tema yang
erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dan berfokkus kepada alam,
sosial, serta budaya, pembelajaran seperti ini disebut pembelajaran tematik. Jadi
dapat diketahui bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam
berbagai tema
Pembelajaran tematik dilaksanakan di semua
kelas di SD/MI baik di kelas I-III (kelas rendah) maupun kelas IV–VI (kelas
tinggi). Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini mencakup kompetensi mata
pelajaran yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan
Prakarya, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti tidak termasuk mata pelajaran dalam
tematik.
Dalam penerapan kurikulum ini guru dituntut
untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan berbagai startegi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik kurikulum tersebut. Pembelajaran yang mungkin
banyak digunakan seperti pemecahan masalah, metode proyek, pengajaran unnit
(unit teaching), inkuiri, discovery, dan pendekatan tematik yang dilakukan
dalam pembelajaran individu maupun kelompok. pengembangan program pembelajaran perlu
dilakukan secara bersama-sama antara siswa dengan guru, tetapi sebelumnya guru
harus menyiapkan draft program pembelajaran sebagai acuan yang perlu
dikembangkan bersama-sama atau mungkin dnegan masyarakat. Untuk memperbaiki
suatu pembelajaran dikelas tentu seorang guru perlu mengikuti sebuah pelatihan
yang bisa mengembangkan kompetensinya, salah satu pelatihan yang sangat
kredibilitas adalah pelatihan yang dilaksankan di Sekolah Guru Indonesia.
Berikut ada beberapa prinsip dari pembelajaran
tematik terpadu:
} Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
} Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui
tema yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik.
} Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang
berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap.
} Sumber belajar tidak terbatas pada buku.
} Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok
sesuai dengan karakteristik kegiatan yang dilakukan
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
praktik pengetahuan berbentuk tema yang dekat dengan aktivitas peserta didik
sehari-hari. Melalui pembelajaran
tematik ini, peserta didik diharapkan dapat memahami fenomena atau aktivitas
sehari-hari secara lebih konkret. Melalui praktik pengetahuan itu diharapkan
akan tumbuh sikap religiusitas dan etika sosial dalam hal tanggungjawab peserta
didik dalam memahami fenomena dan aktivitas peserta didik. Pembelajaran tematik
di Sekolah Dasar menekankan pada proses pembelajaran yang tidak semata
melakukan aktivitas, tetapi bagaimana merancang pembelajaran yang juga
mengaktifkan kreativitas dan berfikir kreatif peserta didik.
Satu hal penting ditekankan dari proses
pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran yang dijalankan tidak hanya
memperkenalkan pengetahuan mata pelajaran dalam konsepsi-konsepsi atau
teori-teorinya yang bersifat hafalan. Melainkan,
lebih menekankan dimensi afeksi, atau kepedulian dan keterikatan peserta didik
terhadap hal-hal nyata yang dialami peserta didik untuk dapat beraktivitas
secara mandiri dan menjaga hak orang lain di sekitarnya. Proses pembelajaran yang menekankan pada praktik pengetahuan mata pelajaran
yang dijalin dalam tema ini membutuhkan pendekatan pembelajaran khusus.
Peran guru sangat penting untuk mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu
peserta didik dan sikap terbuka serta kritis dan responsif terhadap aktivitas
sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan orientasi kurikulum
yaitu pendekatan proses keilmuan atau
saintifik melalui tahapan proses pembelajaran berikut; mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan guru untuk mengembangkan
pendekatan lain yang berkesesuaian dengan proses pembelajaran peserta didik
aktif kreatif dan berfikir kritis
Selamat menikmati pembelajaran tematik, sangat
menyenangkan sekali karena lebih kontekstual dengan kehidupan sehari hari J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar