Di zaman sekarang ini mayoritas kaum hawa sudah banyak yang mengenakan jilbab, baik remaja, dewasa, orangtua, dan bahkan profesi atau pekejaan pun sudah tidak ada larangan lagi untuk mengenakan jilbab. Dalam hati begitu bahagia melihat para wanita sudah ada kesadaran di dalam diri untuk berjilbab, meskipun kita tidak tahu apa tujuan utama mereka mengenakan jilbab. Hanya Allah yang tahu niatan umatnya.
Suatu
keadaan pun pernah saya rasakan, dimana saya harus memutuskan apakah harus mengenakan
jilbab atau tidak ?. keputusan untuk mengenakan jilbab bukan lah hal yang mudah
bagi saya.
Dari kecil saya memang selalu di ajarkan orang
tua saya untuk rajin dalam hal menimba ilmu agama, karena notabene keluarga saya
bukanlah keluarga yang ilmu agama nya begitu kuat, dan orangtua saya sangat
menginginkan anaknya untuk lebih paham akan ilmu agama.
Ketika memasuki kelas 2 SD, saya sudah mulai
belajar agama, dari membaca AL-qur’an sampai dengan mengkaji ilmu-ilmu agama
dalam Islam. Saya belajar dari seorang ustad yang memang pakar dalam ilmu agama
yang ada di desaku, hal ini berlangsung sampai dengan saya kelas 3 SMP. Ketika
kelas 1 SMK saya sudah merasa kurang enak belajar dengan ustad karena saya
sudah beranjak remaja jadi agak sungkan, kemudian dari sana saya belajar
mengaji dengan guru ngaji yang berbeda yaitu seorang ustadzah.
Ustadzah
saya adalah seorang ukhti yang menggunakan jilbab Syar’i, hal tersebut saya
rasa wajar karena beliau adalah seoang guru mengaji. Di setiap pertemuan saya
selalu di beri pengarahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, termasuk pengarahan
untuk mengenakan jilbab.
Tapi dalam diri saya belum sama sekali
terlintas pikiran untuk memakai jilbab, karena ketika itu saya baru masuk kelas
1 SMK, dan seragam baju sekolah saya pendek, saya takut meminta seragam pajang
ke orangtua saya karena kami adalah kalangan keluarga yang menengah ke bawah
dan saya takut menambah beban orang tua.
Selama 3 tahun di SMK saya belum menggunakan
jilbab, tapi saya tetap rutin belajar ilmu agama dan juga mengikuti rois di
sekolah untuk memperbanyak pemahaman dalam agama Islam. Meskipun dalam
perjalanan mengikuti rois, banyak kajian Islami yang mengharuskan peserta nya
untuk menutup aurat, jadi setiap mengikuti kajian saya selalu memakai mukena
karena saya belum berjilbab. Yang anehnya saya tetap nyaman dalam keadaan itu,
entah kenapa mindset saya untuk mengenakan jilbab belum juga tumbuh di dalam
hati.
Selain itu alasan belum menggunakan jilbab
juga di latar belakangi oleh teman-teman sekolah juga, banyak dari mereka yang
mengatakan kalau wanita berjilbab itu belum tentu bagus. Dari pernyataan
mereka, yang mengatakan buat apa berjilbab tapi kelakuan nya lebih buruk daripada
orang yang tidak memakai jilbab !, kemudian,
buat apa memakai jilbab kalau hanya menutupi aib saja ! karena ada di
sekolah ku “seorang anak yang Hamil diluar nikah masih tetap sekolah dan
menggunakan jilbab besar untuk menutupi aibnya”. Ada juga yang mengatakan, jilbabin
hati aja dulu !, bahkan ada yang mengatakan, ngga usah pakai jilbab
nanti cari kerja nya susah !.
Pernyataan yang seperti itu lah yang membuatku
belum mengenakan jilbab, dan saya juga belum begitu mengerti sewajib apakah
mengenakan jilbab itu.
Seiring
berjalannya waktu, saya sudah memasuki dunia perkuliahan. Dimana suasana kampus
dengan suasana sekolah begitu berbeda, saya kuliah di Universitas Lampung
dengan Beasiswa Bidik Misi. Di sana saya banyak menemui perempuan-perempuan
yang menggunakan jilbab besar. Awal masuk, saya bertanya-tanya “ini kampus apa
pesantren ya, qo jilbab nya banyak yang gede-gede” mungkin karena saya belum
terbiasa melihat hal sepeti itu, karena di lingkungan sekolah saya dulu
minoritas sekali perempuan remaja yang sudah mengenakan jilbab.
Saya belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program studi Pendidikan Ekonomi. Saya sangat senang karena Kepala
Program Studi nya adalah dosen yang sangat paham dalam Ilmu agama Islam.
Berjalan waktu perkuliahan, saya mengikuti
organisasi ke Islaman sama halnya ketika di SMK dulu. Tapi kondisi nya berbeda,
disini mayoritas semua nya mengenakan jilbab, dan hanya saya sendiri yang tidak
berjilbab. Jadi, ketika ada acara pada organisasi tersebut misalnya kajian
Islam, ataupun kumpul-kumpul dengan anggota organisasinya saya memakai jilbab,
tapi setelah selesai saya lepas lagi jilbabnya dan hal tersebut berlangsung
kurang lebih 3 bulan.
Begitu juga ketika dikelas, dosen saya selalu
memberikan pengarahan untuk memakai jilbab, sampai ada suatu ketika saya
mengikuti seminar skripsi kakak tingkat. Disana dosen pembimbingnya
menyinggung, wanita yang tidak memakai jilbab. Beliau berkata “wanita yang
tidak mengenakan jilbab itu, amal kebaikan nya di dunia tidak akan diterima
oleh Allah SWT”. Mendengar penrnyataan tersebut air mata saya menetes, jadi
ngga ada guna nya saya berbuat baik di dunia kalau saya tidak memakai jilbab L.
Sampai dirumah saya berpikir, apa saya harus
memakai jilbab sekarang ? Tapi, merasa berat untuk mengenakan jilbab itu L keesokan harinya saya masih belum mengenakan
jilbab ke kampus, saya pun takut kalau harus bertemu dengan dosen itu lagi.
Tapi saya tetap berusaha perbaikan diri, dan
menumbuhkan niat untu memakai jilbab. Tiga hari kemudian, saya mengikuti kajian
Islam dan saya datang mengenakan jilbab ( tapi itu karena ikut kajiannya saja,
bukan karena saya sudah mengenakan jilbab). Sampai di tempat kajian,
teman-teman banyak bertanya. Ades sudah memakai jilbab ? saya hanya tersenyum
menjawabnya.
Dalam hati berpikir, “Ya Allah semua orang
mendukungku untuk memakai jilbab, tapi kenapa aku belum mengenakannya ?”
Disana saya di nasehati lagi , “Jilbab adalah kewajiban dan identitas wanita
muslim. Wanita berjilbab bukan hanya
cantik di mata manusia, namun juga cantik di mata
Allah”
Hati ini kembali bergetar,
apa aku akan mengenakan jilbab sekarang ? sampai di kosan saya mulai bilang
keteman saya, kalau saya ingin memakai jilbab tapi saya tidak mempunyai jilbab
dan rok panjang. Saya berkata, bolehkan
untuk sementara saya meminjam rok dan jilbabnya dulu ? dan Alhamdulillah, saya
di izinkan meminjamnya.
Dan akhirnya saya putuskan
untuk mengenakan jilbab sekarang dan selamanya, hari itu tepat pada tanggal 29
November 2012, dalam hati sangat bahagia ya Allah, semoga bisa tetap
Istiqomah. Aamiin Yarobbal Alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar